Kamis, 01 Desember 2011

Sepenting apakah Al Qur'an yang Kau Berikan Untukku?

Suatu hari ada seorang anak yang sebentar lagi akan segera lulus dari kuliahnya. Selama kuliah ia sangat menginginkan sebuah mobil sport yang di jual di salah satu showroom mobil. Dan ia pun tahu bahwa ayahnya sanggup membelikan mobil itu.

Hari semakin dekat dengan hari kelulusannya. Tepat di hari kelulusannya ayahnya memanggil nya untuk berbicara.



Ayahnya : Pagi nak, Bagaimana dengan kabarmu hari ini?
Anaknya : Tentu saja baik,Yah, karena saya berhasil menyelesaikan studi saya ini.
Ayahnya : Ayah bangga karena ayah memilik anak yang dapat lulus dengan tepat waktu seperti kamu ini ayah mempunyai sebuah hadiah Spesial untukmu. aku membelikan ini dengan semua tabungan ku yang ada di bank.
Anaknya : (Setelah dibuka ternyata isinya sebuah Al-Qur'an dengan sampul kulit yang indah) Dengan semua tabungan ayah, ayah membelikan ini untuk ku?
(kemudian anaknya pun lari keluar rumah dengan perasaan marah)

Singkat cerita anaknya pun sukses dalam karirnya. Dia memiliki rumah yang besar, keluarga yang bahagia dan mewah. Tapi selama itu pula ia belum pernah menemui ayahnya semenjak lari dari rumah di hari kelulusannnya.


Hingga suatu saat ia menerima surat bahwa ayahnya meninggal dunia. Dan isi surat tersebut memintanya mengurusi harta peninggalanyya yang di wariskan untuknya.

Ketika sesampai dirumah ia merasa menyesal dari apa yang dilakukannya kepada ayahnya, dan ia pun mencari surat-surat penting yang di tinggalkan ayahnya untuknya. Hingga ia menemukan Al-Qur'an yang masih baru yang diberikan ayahnya dulu.

Dengan air mata ia membuka halaman demi halaman Al-Qur'an. Saat ia membolak-balikan halaman Al-Qur'an tersebut, sebuah kunci mobil terjatuh. Di dekatnya ada beberapa berkas surat Dari nama showroom mobil yang dulu pernah ia idamkan mobil yang ingin di miliknya. Dan di dalam berkas itu juga tertulis, tanggal kelulusannya, dan kata-kata "DIBAYAR LUNAS- CASH"


Berapa kali kita kehilangan berkah Allah yang diberikan dari doa-doa yang kita panjatkan tapi kita menganggapnya nya tidak dikabulkan?
Tapi pada akhirnya hanya ketidaksiapan kita menerima semua kemewahan yang kita harapkan sebelumnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar